Sore ini aku dan Itas duduk berlama-lama di depan computer dengan tujuan memuaskan hasrat ingin tau. Itas ingin tau perolehan suara Obama, aku hanya ingin tau posisi facebook saat ini. Seperti biasa kami duduk manis sambil mendengar lagu cantik dari Chris Botti atau Andrea Bochelli. Lagu-lagu serius selalu kami alokasikan untuk jam-jam pagi siang dan sore. Namun apabila sudah lewat maghrib, kadang aku iseng untuk menambahkan lagu-lagu bernuansa lokal seperti campursari dan tarling. Bukan menambah, tepatnya mengganti posisi penyanyi bertaraf internasional dengan seorang Dewi Kirana atau Aas Rolani penyanyi tenar tarling Cirebon – Indramayu. Terkadang aku juga menambahkan Bossanova Jawa sebagai pemanis. Lagu-lagu semacam Mabok bae, Yen Ing Tawan Ono Lintang, Wong lanang lara atine, Pisah ning bandara dan lain-lain.
Terlepas dari musik yang ‘brutal’ dan pandangan miring tentang lagu daerah, aku sangat menyukai lirik lagu-lagunya. Dekat, sangat dekat dengan kehidupan kita. Jatuh cinta, patah hati, peselingkuhan, pertemanan, perjalanan, bahkan perpisahan. Namun ada beberapa lagu yang sangat ‘eye catching’ buat aku. Coba tengok judul lagu campursari yang terkenal macam Stasiun Solo Balapan. Disusul dengan campursari Ing Terminal Tirtonadi. Naah…baru saja…kami menemukan donlotan gratis tarling yang berjudul Bandara Soekarno Hatta. Itas sontak tertawa sambil berkomentar pendek,”pasti tentang TKI.” Dan benar saja dugaannya, lagu tesebut bercerita tentang perpisahan dua sejoli di bandara Soekarno Hatta. Cinta pun kandas karena sang kekasih harus pergi ke luar negeri salah satu kalimatnya: lelaki pujaan ati, sampai kapan aku ngenteni…waktu pisahan nangis karo rangkulan neng bandara sukarno hatta, banyu mata tumiba ora krasa….kapan waktune balik neng tanah jawa….tapi apa daya nerima ning kanyataan sing negeri sebrang uwis kawinan. Bandara sukarno hatta cuma jadi saksi kehancuran kita…di bulan robiul akhir cinta suci neng bandara berakhir!”
Wow…bagaimana aku tak terharu mendengar lagu tersebut. Geli awalnya menyimak lagu tersebut didendangkan. Gelak tawa pun tak puasnya mengocok perut ini. Sangat menghibur…sangat-sangat menghibur. Sejenak aku lupa akan penatnya hari ini. Tarling…oh tarling… Cintaku kandas di bandara Soekarno Hatta!
salam,
agni malagina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar